Suatu perusahaan didirikan tentunya untuk mencapai suatu target (goal). Pencapaian target itu membutuhkan upaya sinergi dari seluruh elemen perusahaan. Untuk itu dibutuhksn tenaga kerja yang dengan kesadaran penuh berkehendak berjuang bersama mencapai target tersebut.
Sayangnya tidak semua pekerja memiliki ambisi dan daya juang dalam kapasitas yang sama. Menurut Stoltz ada tiga tipe pekerja:
1. Quitters
2. Campers
3. Climbers
Quitters adalah tipe pekerja yang menyerah sebelum bertanding. Ketika melihat tingginya gunung yang harus didaki, ia berkata pada dirinya dan orang lain bahwa ia tidak akan mampu mendaki sampai ke puncak. Ia pun memilih untuk tidak mulai mencoba. Ia memilih hanya duduk di bawah.
Pekerja dengan tipe Quitters adalah pekerja yang selalu menghindari tantangan, serupa dengan pekerja tipe X pada teori McGregor. Ia selalu berupaya mencari tempat yang aman. Ia ingin memperoleh kondisi yang lebih baik, tapi ia enggan berusaha. Ia memilih untuk keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti. Mereka menolak kesempatan yang diberikan oleh tantangan. Hidupnya akan stagnan pada tingkat terbawah.
Tipe pekerja Campers adalah tipe pekerja yang berani mencoba mengambil langkah pertama. Meskipun ragu, ia memberanikan diri untuk mulai melangkah. Ada usaha untuk maju. Di tengah pendakian, Campers menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat. Tempat itu rindang dan teduh. Campers kemudian memutuskan untuk tinggal lebih lama di tempat itu dan tidak pernah melanjutkan pendakiannya.
Tempat teduh yang nyaman untuk beristirahat itu diibaratkan sebagai pekerjaan yang tengah dijalani saat ini. Pada posisi ini kehidupan masih bisa dilangsungkan dan pekerja cukup puas dengan pencapaiannya. Ia tidak ingin lebih sementara pada dirinya masih terdapat banyak potensi yang dapat dikembangkan.
Tipe ketiga adalah tipe Climbers. Climbers adalah pendaki sejati. Ia tidak akan berhenti terlalu lama pada satu titik sebelum mencapai puncak. Ia akan beristirahat seperti Campers, tapi akan meninggalkan Campers untuk kembali mendaki jika dirasa waktunya tepat. Dengan upaya maksimal, Climbers akan mencapai puncak dan menikmati hasil usahanya.
Seorang Climbers adalah orang yang berani mengambil langkah pertama dan terus melanjutkan melangkah hingga tujuannya tercapai. Climbers telah menetapkan misi di awal dan bergerak menuju target tersebut. Ada kalanya ia berhenti pada satu titik atau satu posisi pekerjaan. Namun, ia akan segera mendaki kembali. Ia hanya beristirahat sejenak, menikmati pencapaian usahanya dan berjuang lagi mencapai target.
”Climbers adalah orang yang seumur hidup membaktikan diri pada pendakian tanpa menghiraukan latar belakang, keuntungan, atau kerugian, nasib buruk atau nasib baik. Climbers adalah pemikir yang selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamin, ras, cacat fisik, atau hambatan lain menghalangi pendakiannya.” (Stoltz, 2000:20). Pekerja tipe Climbers-lah yang akan sukses meniti karir dan dapat menikmati hasil kerja kerasnya.
referensi:
Stoltz.(2000).Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang.Jakarta: Grasindo.
http://www.peaklearning.com
http://www.climbingschool.com
http://winstonbrill.comhttp://institutmahardika.com
Monday, November 12, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment